Angin mengalun sepoi-sepoi…
membuai seluruh makhluk ciptaanNya
Tak terkecuali pohon ara, yang selalu saja diam dan pemalu
Pesan dari angin telah sampai padanya
Dengan tegar dia menatap langit, dan perlahan menyibakkan
ranting terujungnya
Si ranting mengangguk, seakan paham maksud tuannya, dia
melepaskan pegangan tangannya dari daun yang berwarna tua kecokelatan
Daun tua itu kini telah menemui takdirnya, dirinya tak
dibutuhkan lagi
Apa daya dia tak dapat melawan suratan nasibnya
Dia yang juga pemalu seperti tuannya kini hanya bisa pasrah
Hidupnya telah ditentukan angin, kemana angin mengembara dia
akan selalu menjadi bagian di dalamnya
Daun tua yang tertiup angin itu telah berada di atas tanah,
terpisah jauh dengan pemilik dirinya
Terabaikan oleh siapa saja yang melewatinya, terinjak-injak
oleh siapa saja yang tak mengetahui dirinya berada di sana
Dia tertegun, rindu akan kebersamaanya dengan ranting,
dengan teman sesama daun
Kalau saja dia bisa kembali, kalau saja angin tak
menjemputnya, mungkin ceritanya akan berbeda…
Dia menangis tersedu-sedu dalam keheningan sore hari beranjak malam
Dia menatap si tuan, dan dia melihat tuannya telah memiliki
pengganti dirinya
yang jauh lebih muda, tak seperti dirinya yang telah rapuh
Perlahan diapun sadar, dia sadar dia adalah punguk yang
merindukan bulan
Tak mungkin baginya untuk kembali karena semua telah
tergantikan
Tak perlu baginya untuk penantian yang sia-sia itu,
penantian yang membuat hati sakit tertusuk duri perasaan
Daun tua menyeka air matanya, tak apalah dirinya terbuang
asalkan mereka bahagia
dan kemudian angin kembali mengajaknya pergi…
Saat itulah saat terakhir dia berada di tempat yang
membuatnya bahagia
Kini, dia telah berkelana bersama angin dan tak terdengar
kabarnya lagi…
*Inspired based on a love story. Its story was about a woman who
feel alone in her whole life. When she looked at an interesting man, she thought
she fall in love. But, she was wrong. That man has had a woman in his heart. She was sorrow,
but finally she decided to move on and keep positive thought for anything she
would get.
Komentar
Posting Komentar