Langsung ke konten utama

Siapa Bilang Menjadi Pendidik Itu Mudah..

Well...i've just gotten fluency practise class and tralala.....guess what? I got more precious lesson than fluency pract itself. Oh ya, fluency pract is a kind of lesson making us to be more fluent in speaking English. So, kita disini gak hanya asal cuap-cuap aja, tapi juga ngomong yang based on grammar and pronunciationnya harus tepat. Aku dapet dosen yang menurut aku cara ngajarnya lumayan enak. Gak perfect banget sih, tapi mudeng kok. Kalo sama dosen yang semester dulu sama mudengnya cuma kalo yang ini lebih sante aja gitu.

Jadi....metodenya itu kita lebih sering tutup buku saat ditanyain. Disinilah sebenernya fluency itu. Otomatis bagi orang macem aku yang gak bisa ngomong English well, maka saat ditanyain aku pasti jawabnya sambil yang mikiiir...trus pas jawab ya tersendat-sendat, karena aku ini payah kalo harus inget2 kalimat dalam bahsa Inggris. Makanya pas jawab mostly ya aku kurang greget gitu. Selain itu, kita ini pas jawab juga ditunjuk langsung sama temen kita sendiri, jadi bagi aku sendiri  deg-degannya dobel, tapi overall nyante kok.

Nah...mungkin itulah yang menjadi sumber bencana kemarin. Dengan metode random nunjuk temen maka pasti ada temen yang kalo jawab lebih banyak daripada temen lain karena kita sendiri kurang memperhatikan mana temen yang uda jawab sama mana temen yang belum. Makanya bisa aja saat A ditunjuk, sebenarnya dia itu uda jawab 2 kali gitu. Sementara ada yg jawab baru sekali doang. Dan mereka itulah kemarin protes sama cara ngajar miss nya yang mungkin bgi mereka tidak adil...

Adegan sinetron pun dimulai dengan karakter penokohan sebagai berikut :
Miss L : tokoh protagonis
2 orang yang tak tahu diri : tokoh antagonis
murid-murid lain (termasuk aku) : penonton setia

Awalnya pas mau belajar dalam satu kelompok, ada dua orang yang aku kira mau tanya ap gitu. Eh, taunya mereka tiba2 tak ada angin tak ada hujan memberondong  miss nya dengan argumen-argumen mereka yang menurut aku kurang pantas disampaikan saat pelajarn. Intinya mereka kurang setuju dengan metode random tunjuk yang diterapkannya. Alesannya ya itu tadi, pasti ada yang kejatahan lebih banyak daripada yang lain. Lalu mereka juga berpendapat bahwa cara ngajar miss nya itu kurang bagus. Oh ya,  miss nya ini kalo ngajar biasanya anak disuruh baca keterangannya dulu baru tanya apa ada bagian yang tidak dimengerti atau tidak. Tapi, mereka intinya ingin kalo tiap lesson itu seenggaknya dikasih penjelasan, misal kayak rumus grammar karena menurut mereka tidak semua anak ambil kelas grammar jadi seenggaknya dosen harus ngasih penjelasan bukan malah anak disuruh baca gitu. Kalo baca sendiri kan belum tentu paham, begitu opininya.

Ditinjau dari metode yang diterapkan sih emang aku akui kekurangannya seperti itu. But, yang aku permasalahkan saat itu bukanlah kekurangan metode pembelajaran yg diterapkan miss L. Justru yang aku kurang sependapat kemarin adalah cara mereka menyampaikan pendapat mereka sendiri. Mereka terkesan memojokkan miss L dan berkata-kata dengan perkataan yang bagi orang biasa bakal menyakitkan banget. Semisal : "Aku nggak setuju sama cara metode Anda", selanjutnya entah ngomong apa gak pake titik gak pake koma (aku nggak ngedengerin soalnya, tapi intinya memojokkan beliau) trus kata temenku yang denger malah mereka bilang : "Aku ini bawaannya males kalo masuk kelas fluency", "I don't want this one" (pelajaran fluency maksudnya)." Kami disini itu buat belajar, tapi di kelas ini kami tidak dapat apapun karena gak pernah dijelasin". "Selain itu jg ada anak yang sering jawab sementara yang lain ada yang baru sekali aja". "Kan kasihan, udah bayarnya sama". Jadi pemirsa, inti dari adegan ini tidak lain adalah tokoh protagonis  yang sedang dianiaya oleh tokoh antagonis. Saat miss L mau jawab selalu aja mereka memotong. Miss nya yang baik hati yg disini perannya adalah protagonis hanya bisa jawab : okey...fine...ya...., but i have my own reasons...okey...i know....tipe jawabnya ya cuma gitu-gitu aja. Malah kurang ajarnya lagi di bagian terakhir mereka bilang : "Yang bagus itu kayak miss P itu lho, pake power point jadi efektif dan kitanya mudeng". Frontal sekali sodara. Serius deh , kalo pembaca yang budiman ikut menjadi penonton kemarin pastilah sepakat dengan apa yang kukatakan ini. Tokoh antagonis emang antagonis bener. Aku liet miss nya kasian banget. Mukanya uda yang agak2 pucet karena diprotes, ekspresinya seperti orang malu karena dianggap gagal menjadi dosen dan bner2 wajah cantiknya yang selalu senyum memudar. Tapi tetep cantik kok :D. Yang aku salut dari miss L adalah beliau tetep tegar menghadapi cobaan, menerima kritikan dengan lapang dada, dan saat mau ngomong malah dipotong juga beliau tidak marah. Benar-benar real lecturer!

Disinilah aku mendpat pelajaran yang bahkan lebih bermakna daripada pelajaran fluency sendiri. Oke mungkin dengan metode itu membuat beliau kurang dihormati. Tapi buat aku, beliau sukses memperlihatkan sikap seorang real lecturer. Mau mendengarkan kritik yang pedesnya lebih pedes dari cabe 10 kilo, dengan hati yang terbuka, tidak marah saat dikritik, dan sabar. Salut banget aku sama miss L. Ini jadi pembelajarn buat aku ke depan. Menjadi seorang pendidik itu tidak mudah kawan. Pendidik itu selalu dituntut, kalo ada kurangnya mesti digosipin! Yang cara ngajarnya gak enak lah, yang galak lah, yang lembek lah, yang bikin soal ujian selalu susahlan. Semua kritikan selalu dialamatkan pada pendidik. Tapi..berkaca dari miss L, aku jadi ngrti bahwa jadi seorang pendidik itu gak hanya dituntut bisa dalam hal knowledge ataupun skill nya. Tapi attitude yang dimiliki juga harus baik. Sabar terutama ngadepin murid2. Selain itu aku juga dapet pelajarn dari 2 tokoh antagonis itu bahwa kita kalo ingin dikenang sebagai orang baik maka bersikaplah layaknya orang baik. Betapa cari kesalahan orang lain gampang banget daripada nemuin kesalahan diri sendiri. Gampang banget bilang metode yg digunakan gak enak, coba deh kalo mereka yang jadi lecturernya apa bisa lebih baik dari miss L? Gampang banget ngebandingin cara ngajar miss L sama miss P, coba kalo mereka dibanding-bandingin sama orang lain apa mereka juga mau? Menurut aku sendiri, okelah berpendapat tapi mbok ya disampaikan dengan cara yang baik, tak usahlah ngomong meledak-ledak kayak mercon. Lebih baik pendapat juga disampaikan di akhir pelajarn jadi gak menyita pelajaran yang semestinya kita dapat. Gara-gara sekilas adegan kemarin, pelajaran gak jadi selesai, ujung-ujungnya ujian pun ditunda. Repot kalo gitu, materinya bisa ketinggalan sama kelas lain. Yang rugi siapa? ya jelas penonton, tiba2 terlibat dalam skenario yang tak terduga. Menurutku, kalo berargumen itu harus cerdas. Cerdas dalam artian bisa menenpatkan diri dalam situasi dan kondisi yang tepat, bisa menjaga harga dan martabat diri sendiri, bisa menyampaikan dengan cara yang baik, dan yang paling penting tidak merugikan kepentingan orang lain.

Jadi....ingatlah bahwa menjadi pendidik itu tidak mudah, karena tidak mudah maka kita tau harus melakukan sesuatu agar itu menjadi lebih mudah salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas diri dengan ilmu dan keahlian, selain itu juga disertai dengan sikap menerima kritik dengan baik. Niscaya kekurangan-kekurangan kita akan tertutupi. Bagi perserta didik sekalian, bercermin pada diri sendiri. jangan selalu mnyalahkan pendidik, kita juga harus berusaha dengan cara lain kalo cara ngajar pendidik gak enak. Misalnya tanya temen ato dibaca kembali, pastilah kita bisa mengatasi kurangnya materi yang disampaikan pendidik karena cara ngajar yang gak enak, dengan kemampuan kita sendiri. Bila ingin protes, maka berargumenlah dengan cerdas Okeee... :D

#eh sok-sokan banget aku bilang gitu, padahal diri sendiri aja kalo belajar males parah. oke Fidha..kamu juga harus usaha ya.. :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata Aku Gak Punya Sidik Jari...

Kali ini aku mau bercerita lagi..Ini berkaitan dengan malangnya nasib yang kualami. Baiklah..aku akan bercerita... Pada suatu ketika...once upon a time...ada sebuah kisah.. kisah yang terlalu pilu untuk diceritakan... ini tentang seseorang yang kehilangan sidik jarinya.. itulah aku.. Nasip oh nasip.... Sebelumnya, knapa aku bikin post ini karena tiba2 aja aku liet tanganku ini. Ceritanya lagi makan pake tangan, eh tiba2 kenangan itu muncul..Jadi ada ide nih buat nge blog. Aku ini orangnya suka milih kalo makan. Aku cenderung gak suka makanan manis2, roti terutama. Ya tapi klo brownies sih mau...iya laaah...masa gak suka brownies,keterlaluan. Pokonya kalo cokelat aku mau, tapi kalo yg lain gak terlalu suka. Makanan idamanku semisal yang asin2 ato gurih2. So, aku ini senengnya kalo ngemil tu keripik2 buka yg roti2 gitu...Saking sukanya sama asin n gurih, makanan macem itu bisa langsung abis sekali aku adepin. Nah.....suatu ketika, aku masih kelas 1 SMP waktu itu. Ke

Pengalaman Lolos Tes CPNS Dosen Kemenag

Yakin..Terkadang Memang Sulit Mengerti Takdir Yang Allah Putuskan, Tapi Yakinlah Bersamanya Ada Kebaikan I am a typical person who tend to get what I want… SD-SMP-SMA-Kuliah S1 dan S2 boleh dibilang lancar jaya.Ya gak jaya mahe amat sih, tapi overall bisa dikatakan sesuai track. Selesai S2 adalah saat dimana gue sadar gue akan bekerja. Bekerja artinya untuk mempersiapkan finansial demi kehidupan yang dijalani dan pekerjaan yang gue cari selama ini adalah dosen. Ini adalah sepenggal pengalaman mencari pekerjaan sebagai dosen yang telah gue jalani.  pengalaman cari kerja Ini adalah first impression saat gue menjejakkan kaki di Kalimantan Selatan, saat akhirnya gue keterima jadi dosen non-PNS.  my first impression Sejak awal daftar di Kalsel niatnya adalah pengen punya pengalaman kerja biar keterima kerja di Jawa karena selama apply kerja di Jawa itu selalu kalah di pengalaman kerja atau kalah ama “orang dalam”. Padahal awal ikut daftar tes dosen non-PNS di kalsel i

Resensi Film : TANGLED

Film animasi tahun 2010 ini adalah film animasi yang paling kusuka. Walau udah 2 tahun yang lalu, aku masih sering re-run film ini. Diisi oleh suara milik Mandy Moore dan Zachary Levi membuat film ini semakin berkarakter. Tangled sendiri diartikan sebagai hair (rambut) karena ceritanya memang tentang Rapunzel si Rambut Pirang Ajaib. Rapunzel (Mandy Moore) adalah putri kerajaan yang diculik oleh Gothel si Penyihir (Donna Murphy). Gothel ingin memanfaatkan rambut ajaib Rapunzel agar tetap awet muda. Sementara Rapunzel kecil tidak mengetahui bahwa dia diculik sejak masih bayi. Waktu terus berganti sampai akhirnya Rapunzel akan berumur 18 tahun. Selama hampir 18 tahun, dia selalu melihat cahaya-cahaya yang bersinar dari kejauhan di malam ketika dia berulang tahun.  Mimpi Rapunzel adalah melihat cahaya-cahaya itu dari dekat, namun Gothel tidak pernah mengizinkan dengan alasan banyak orang jahat di luar yang akan memanfaatkan rambut ajaibnya. Sampai suatu saat Rapunzel bertemu